CENDEKIA NEWS,Com. Soppeng — Salah satu upaya untuk tetap eksis di ranah bisnis adalah berkreasi, apalagi di tengah pandemi virus corona. Langkah ini pun dilakoni oleh para perajin tas anyaman dari plastik di Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng..
Awalnya, para perajin tas anyaman hanya membuat produk yang berfungsi untuk membawa barang belanjaan saja. Namun, seiring perkembangan waktu, para perajin mulai merancang tas plastik yang lebih modis dan kekinian.
Dengan begitu, produknya bisa menjangkau beragam segmen pasar dan berbagai kebutuhan di Indonesia tutur Eka Sandhy yang sebagai Management Tuta Etnik Soppeng.
Adapun lokasi kegiatannya tersebar di beberapa Desa yaitu Desa Watu, Desa Labokong Kecamatan Donri-Donri, dan Cabenge Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng.
Hasilnya terbilang cukup mengalami lonjakan permintaan selama pandemi, ini juga berkat strategi pemasaran melalui kanal digital. termasuk shoope,Instagram,WA dan facebook
Bahkan anyaman tas plastik elegent ini sudah tembus ke Mamuju, dan kota- kota besar seperti Makassar, Jakarta, Surabaya bahkan terakhir ini kami kirim ke Papua. Kunci owner TUTA kepada Cendikia News,
Untuk masalah harga semua segmen terjangkau baik kalangan menengah kebawah dan atas membanderol harga satu tas plastik besutannya Rp 20.000 sampai Rp 250.000 per buah tergantung bahan dan model. Selain penjualan digital, ia juga mengandalkan reseller.
Untuk proses produksi, dia menjalin kerjasama dengan remaja putri dan ibu – ibu rumahtangga, lansia di beberapa Desa yang menjadi wilayah kerjasamanya. Dalam sebulan bisa mencapai 200 pics
Melihat prospek tas anyaman plastik, owner TUTA ini pun mulai melakukan ekspor yang difasilitasi oleh Bank Indonesia dengan bekerjasama oleh beberapa buyer ke beberapa negara
Pasar terbesar adalah ke Papua dan Kalimantan saat ini TUTA mulai merilis tas dan kerajinan dari bahan Alam yaitu Batang pisang.apalagi pisang banyak di dapatkan di Kabupaten Soppeng.
(wirfa)