Pesan Ketua Umum DPP KKS Bagi Warga Soppeng Dimanapun Berada

Berita1,354 views

CENDEKIA News. Com. Makassar. — Dewan Pimpinan Pusat Kerukunan Keluarga Soppeng (DPP KKS) gelar acara Halal bi halal 1444 H bertepatan tanggal 26 April 2023 berlangsung di
Hotel Four Points by Sheraton Jl. A. Djemma Makassar.

Ketua umum DPP KKS Irjen Pol (P) Dr. H. Burhanuddin Andi. MH pada momentum ini menyampaikan pesan khusus kepada seluruh warga Soppeng dimanapun berada bahwa; dalam situasi saat ini kita sedang masuk pada tahun politik, sehingga setiap gerak langkah kita selalu dan atau bisa dipersepsikan sebagai politicing.

Sehingga tidaklah berlebihan melalui momentum halal bi halal ini untuk saling mengingatkan, sehingga wadah kita sebagai paguyuban daerah yang warganya tersebar ke seluruh pelosok Nusantara, berusaha konsisten sebagai MORAL FORCE bahwa kontribusi kami hanya bisa masuk pada suatu program diskursus politik untuk empower masyarakat, karena rasanya perkumpulan kita ini bukanlah panggung yang memadai untuk menjadi arena
berkampanye yang lebih pragmatis sifatnya, karena kita ada didalam yang berwarna warni.

Diskursus yang kami maksud adalah metode berpikir yang selalu digelorakan. Titik kritisnya adalah ketika retorika mulai tergelincir. Titik matinya adalah ketika dialektika proses demokratisasi itu terkunci.

Itulah saatnya kita menikmati diskursus sebagai pelajaran berpikir, suatu peralatan untuk mendidik warga dengan pikiran.

Demokrasi adalah sekolah manusia, bukan arena sabung ayam. Hari-hari ini, kita tak melihat itu karena busa kalimat memenuhi ruang sosial. Busa kekuasaan, busa dendam, busa hipokrit.

Sementara di belakang panggung para dalang mengatur siasat, penonton dijebak dalam psikologi, terlalu optimistis atau terlalu pesimistis. Tak ada yang kritis.

Tan Malaka pernah memberi nasihat: “Kita tak boleh merasa terlalu pesimistis, pun tak boleh merasa terlalu optimistis, karena kedua perasaan itu akan mudah membawa kita kepada oportunisme.”

Anak bangsa harus bersama mengendalikan pendulum perubahan yang cenderung tidak terkendali, maka disinilah secara bertahap kami ingin memulainya, terutama bergesernya Pemahaman Agama dari Kebenaran Mutlak Menuju Kekayaan Kultural Milik Bersama.

Banyak ahli yang menyebut, bahwa agama yang dibutuhkan di era disrupsi ini adalah agama yang tidak hanya mengandalkan argumentasinya pada dalil-dalil yang terdapat di dalam Kitab Suci yang bersifat ideal, melainkan juga harus mendasarkan pada fakta-fakta yang bersifat empiris.

Agama yang dibutuhkan adalah yang ramah dengan manusia dan lingkungan, agama yang membawa kedamaian, kesejukan, dan keharmonisan dalam kehidupan.

Sebagaimana para pendiri republik telah memberi contoh sejarah yang mencengangkan. Mereka menyingkir perbedaan primordial, demi kekuatan bersama. (Ag)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *